Berawal dari diskusi teman di FB tentang
kasus pembunuhan Ade Sara. Banyak orang kemudian dengan serta merta mengatakan
bahwa pelaku pembunuhan adalah seorang psikopat. Saya menjadi tertarik untuk
mengetahui apa itu psikopat serta ciri-ciri psikopat. Lalu saya mencoba mencari
pengertiannya dengan meng-googling kata ‘psikopat’.
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat
berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang
berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat
karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang
psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut
dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan
mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap
psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang
berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit
jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi
guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian
psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat
kamuflase yang rumit,
memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan
dan keuntungan dirinya sendiri.
Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali
sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun, ini
hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang
berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik
luar biasa dan menyenangkan.
Psikopat memiliki dua puluh ciri-ciri umum.
Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap
seseorang psikopat karena diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan
hak menggunakan pedoman penilaian formal, lagipula dibutuhkan wawancara
mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan psikopat
dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu
menjadi jelek.
Lalu, apa yang
menjadi ciri utama seorang psikopat? Coba perhatikan ini,
- Sering berbohong, fasih, dan dangkal.
- Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
- Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Kadang-kadang psikopat mengakui perbuatannya, namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
- Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.
- Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.
- Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya.
- Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
- Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
- Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
- Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, ataupun gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut, karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.
- Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
- Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
- Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu memang benar.
- Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali yang salah.
- Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).
Kemudian saya berlanjut dengan menilik dan membaca beberapa biografi
psikopat-psikopat tersadis di dunia. Rata-rata mereka memiliki kesamaan, yakni
trauma masa kecil, bisa jadi ketidak harmonisan keluarga, sering di-bully dan beberapa
terjadi karena rasa kecewa yang berlebihan serta alasan lainnya. Mari kita baca
beberapa profil para psikopat yang rata-rata berakhir dengan hukuman mati ini.
1.
Ted Bundy, lahir di
Vermont, 24 November 1946 dari Ibu yang tidak menikah. Di masa kecilnya ia
mengira kakek-neneknya adalah orang tuanya dan ibunya adalah kakaknya. Saat
ibunya menikah dengan pria lain, ia memakai nama ayah tirinya. Dia tidak suka
bergabung dengan keluarga lainnya dan suka menyendiri. Saat mengetahui asal
usul diri yang sebenarnya dia kecewa. Meski begitu kehidupan di sekolahnya
cemerlang, ia termasik siswa yang pintar dan berprestasi, atas kenyataan ini
dan ditambah dengan ketampanannya ia bisa mendapatkan harga dirinya kembali.
Di masa kuliah ia bertemu dengan seorang gadis yang sangat dicintainya,
Stephanie Brooks. Namun gadis itu mengecewakannya dan pergi begitu saja
meninggalkannya.
Mulai saat itu Bundy mulai membunuh gadis-gadis yang rata-rata memiliki
kesamaan fisik dengan Brooks. Dari korban Bundy semuanya memiliki kesamaan
perilaku, kejahatan seks/diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh, mayatnya
dibuang di daerah pegunungan di Washington dan beberapa ada yang dimutilasi.
Bundy pernah mengatakan korbannya telah mencapai 40 orang, namun polisi meyakini bisa lebih dari jumlah itu. Bundy tidak pernah mengaku kalau ia bersalah. Namun segala bukti dan saksi korban yang selamat menunjukkan kalau ia bersalah. Dengan kepintaran yang dimilikinya beberapa kali ia melarikan diri dan beberapa kali ia naik banding dan menunda eksekusi matinya. Dari perjalanan panjang itu akhirnya ia dihukum mati di kursi listrik pada tanggal 24 Januari 1989.
Bundy pernah mengatakan korbannya telah mencapai 40 orang, namun polisi meyakini bisa lebih dari jumlah itu. Bundy tidak pernah mengaku kalau ia bersalah. Namun segala bukti dan saksi korban yang selamat menunjukkan kalau ia bersalah. Dengan kepintaran yang dimilikinya beberapa kali ia melarikan diri dan beberapa kali ia naik banding dan menunda eksekusi matinya. Dari perjalanan panjang itu akhirnya ia dihukum mati di kursi listrik pada tanggal 24 Januari 1989.
2. Richard Kuklinski
Warga Negara Amerika
yang terbukti atas tiga kasus pembunuhan. Ia dikenal sebagai Iceman karena membunuh
korbannya dengan cara dibekukan hingga korban menemui ajal.
Masa kecil Richard
dipenuhi dengan kekerasan. Ayahnya sering memukulinya dengan keras jika ia
membuat kesalahan. Demikian pula ibunya, ibunya tak segan memukulinya dengan
gagang sapu untuk membuat Kuklinski jadi anak yang disiplin. Ibunya percaya
dengan disiplin yang tinggi anaknya bisa diarahkan pada kehidupan yang lebih
baik.
3.
Harrold
Shipman
Dokter
berkebangsaan Inggris ini telah membunuh lebih dari 250 orang wanita.
Profesinya sebagai dokter mampu menutupi kejahatannya hingga bertahun-tahun,
hingga seorang dokter curiga mengapa Shipman memiliki rekam jejak dengan begitu
banyak pasien yang meninggal di tangannya dan hampir rata-rata laporan kematian
yang ditandatangani Shipman adalah meninggal akibat sakit tua. Dan banyak dari
pasien itu dianjurkan untu dikremasi oleh Shipman.
Ternyata Shipman
memiliki trauma masa kecil, ia menyaksikan ibunya menderita kesakitan karena
kanker paru-paru dan meninggal dengan mengenaskan menahan sakit di depan
matanya. Hingga dia kemudia diketahui memperlakukan pasien-pasiennya sama
seperti penderitaan ibunya saat meninggal dunia.
4.
Jefery
Dahmer
Kebangsaan Amerika,
telah membunuh 17 korban yang kesemuanya pria dewasa dan anak laki-laki. Ia
memiliki orientasi seks kepada laki-laki. Korban dibunuh setelah diberi pil
tidur dan melakukan pelecehan seksual sebelum korban tersadar, setelah korban
sadar, ia akan mencekik korban hingga mati. Melalui pengetahuannya atas ilmu
kimia dari ayahnya yang ahli kimia ia ‘melenyapkan’ korban dengan cara yang
sadis, pertama ia akan memutilasi mayat korban menjadi potongan kecil-kecil,
lalu merebusnya dengan larutan kimia dan pemutih, hingga dagingnya menjadi
luruh dan tinggal tulang belulangnya saja. Tulang itu kemudian akan diberi zat
kimia lagi dan kemudian ditumbuk menjadi halus dan dibuang ke tong sampah.
Bagaimana untuk bagian kepala? Dia akan menyimpannya di kulkas selama beberapa
hari, setelah itu ia akan merebus kepala itu dengan larutan kimia tertentu
hingga meninggalkan tengkoraknya saja, tengkorak akan dicat dan menjadi
pajangan kamarnya sebagi fantasi seksualnya, kemudian akan dihancurkan/ditumbuk
setelah diberi zat kimia tertentu beberapa bulan kemudian. Untuk korban
tertentu, ia akan menyimpan potongan dagingnya dikulkas, untuk kemudian
dimakannya sedikit demi sedikit.
Dahmer kecil hidup
dalam keluarga yang tidak harmonis, ayah-ibunya sering bertengkar di depannya,
lalu ibunya sering berkeluh kesah terhadap segala tabiat ayahnya, kesusahan
hidupnya pada Dahmer kecil, hal ini dilakukan ibunya karena haus akan perhatian.
Dan itu membuat beban tersendiri pada Dahmer. Walau ia cukup pintar di sekolah,
ia tidak populer dan sering di-bully. Sedari kecil ia memang suka
memotong-motong tubuh hewan dan menyimpan bagian tubuhnya untuk koleksi dan
kemudian di lain waktu akan digabungkan dengan anggota tubuh hewan lain. Saat
ayahnya membersihkan tulangbelulang hewan di basement mereka, Dahmer mengatakan
sangat suka dengan bunyi tulang yang hancur. Saat ia bertanya bagaimana cara
memutihkan tulang, ayahnya menjawab dengan keyakinan bahwa anaknya telah
mewarisi bakatnya dalam bidang kimia. Ternyata kepintarannya itu tak lebih
hanya untuk melenyapkan korban-korban pembunuhannya.
5.
Elizabeth
Bathory
Tak hanya
didominasi oleh pria, banyak juga psikopat wanita, salah satunya adalah
bangsawan asal Hungaria ini. Ia hidup pada akhir abad ke-17, diperkirakan telah
membunuh lebih dari 650 orang gadis muda dalam kurun waktu antar 1590 hingga
1610.
Namun karena ia
seorang bangsawan dan pasa masa itu sedang terjadi peperangan di Hungaria
melawan Ottoman, maka kekejiannya sering dihubung-hubungkan dengan politik
hingga membuatnya tidak pernah ditahan.
Walau hidup di tengah
lingkungan bangsawan tak membuatnya berperilaku baik.
Well, masih ingat Very Idham Heriansyah alias Ryan
Jombang? Banyak psikolog yang juga mengubungkan perilakunya itu disebabkan oleh
perlakuan terhadap dirinya di masa kecil. Diketahui bahwa Ryan hidup dalam
keluarga yang secara ekonomi lemah, pendidikan orang tua yang rendah, pernah
menjadi korban sodomi dan salah memilih lingkungan pergaulan.
Wuah, dari pencarianku ini, aku berkesimpulan bahwa
betapa berpengaruhnya kehidupan masa kecil atas pribadi atau bahkan tindakan
seseorang di masa depannya. Banyak orang tua jaman sekarang yang kurang ilmu
lantas mengabaikan hal ini dan menganggap anak belum tahu apa-apa, jadi orang
dewasa bisa memperlakukan anak sesukanya, padahal dalam masa golden age (0-5 tahun)
anak menyerap segala hal di sekelilingnya dan akan disimpan di alam bawah
sadarnya dan akan membekalinya hingga dewasa serta mempengaruhi perilakunya.
Tapi, jangan tergesa-gesa menghakimi seseorang yang
masa kecilnya tidak bahagia lantas setelah dewasa menjadi psikopat. Pada banyak
kasus di dunia ini, seseorang mampu mengarahkan dirinya atau bahasa kerennya
mengalami sublimasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bahkan mampu
melejitkan dirinya menjadi seseorang yang gemilang.
Sebagai contoh baca juga kisah tentang seorang Master
Psikologi Forensik Indonesia, Reza Indragiri Amriel di link ini: http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Reza-Indragiri-Amriel-Bangkit-dari-Titik-Trauma/
yang mengatakan bahwa beliau memilih jurusan psikologi forensik karena beliau
merasa punya sisi gelap yang harus dicari-tahunya sendiri. Kebetulan ia pun
dulunya berasal dari keluarga broken home.
Pada dasarnya menurut sumber yang pernah kubaca,
setiap orang memiliki sisi gelap, seperti misalnya setiap orang mungkin pernah
memiliki hasrat ingin membunuh orang lain, tapi bedanya dengan psikopat, orang
itu tidak melakukan pembunuhan secara nyata akibat adanya counter dari dalam
diri, bisa jadi itu karena adanya ilmu kepribadian yang pernah didapatnya dari
keluarga atau keimanan serta ilmu agama yang mumpuni.
So, mulailah didik anak-anak kita dengan pendidikan
karakter di atas segalanya, dan yang paling penting semua kita yang hidup di
bumi ini berperan untuk menjadikan lingkungan kita menjadi lingkungan yang
ramah anak. Sebab sepandai-pandainya keluarga atau orangtua melindungi anak,
jika ia jatuh ke lingkungan yang salah, semua itu menjadi tidak berguna.
0 komentar:
Posting Komentar