REVIEW NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK
Oleh Adhitya Mulya
Desain Cover oleh Jeffri Fernando
Editor Resita Wahyu Febiratri
Diterbitkan oleh Gagas Media, 2014
ISBN: 979-780-721-5
278 halaman; 13 x 19 cm
Awalnya, saya mengira ini adalah novel untuk anak-anak. Selain karena
yang merekomendasikan bacaan ini pada saya adalah seorang anak kelas dua SMP,
juga karena gambar sampulnya yang mengarahkan saya untuk berpikir demikian. Judulnya
juga membuat saya bepikir, bahwa novel ini akan mengambil POV dari seorang anak
kecil yang setiap Sabtu selalu besama bapaknya. Namun, setelah ditelusuri, saya
salah. Bahkan beberapa isi dari novel ini belum pantas dibaca untuk anak-anak
seusia SMP ke bawah. Ini mengerikan, membayangkan anak SMP—yang merekomendasikan
bacaan ini ke saya tadi—membaca hal yang belum cocok untuk mereka baca. Tak ada
warning bahwa ini khusus untuk bacaan
dewasa. Tapi, lepas dari semua itu, novel ini sangat well-recommended untuk pria-pria dewasa yang siap menjadi suami
juga bapak yang baik bagi keluarganya.
Buku ini diceritakan dengan menggunakan POV orang ketiga yang mahatahu.
Tentang keluarga Pak Gunawan dengan istrinya Itje dan kedua anak lelakinya
Satya dan Cakra. Pak Gunawan menderita kanker dan ia membuat video-video yang
berisi nasihat-nasihat untuk anak-anaknya jika kelak beliau tak bisa bersama
mereka lagi.
Ketika Pak Gunawan meninggal dunia, video-video itu menjadi semacam
tuntunan untuk menjalani hidup istri dan anaknya yang tak sepi masalah.
Contohnya seperti Cakra yang sudah lama men-jomblo. Atau juga karakter Satya
yang awalnya galak dan ditakuti anak-anaknya menjadi bapak idola sejak kembali
menonton video-video dari bapaknya.
Banyak kata-kata bijak dari novel ini yang bisa kita petik untuk
diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti;
1. Dalam hidup
mungkin ada yang bilang, prestasi akademis itu nggak penting, yang penting
attitude. Attitude baik kalian tidak akan terlihat oleh perusahaan karena
mereka sudah akan membuang lamaran kerja kalian jika prestasi buruk. Prestasi
akademis yang baik bukan segalanya. Tapi memang membukakan lebih banyak pintu
untuk memperlihatkan kualitas kita yang lain.
2. Seorang
anak, tidak wajib menjadi baik atau pintar hanya karena dia sulung. Nanti yang
sulung benci sama takdirnya dan si bungsu tidak belajar bertanggung jawab
dengan cara yang sama. Semua anak wajib menjadi baik dan pintar karena memang
itu yang sebaiknya semua manusia lakukan.
Ada begitu banyak lagi kutipan lain yang layak kita
perhatikan dalam novel ini.
Kekuatan
novel ini ada pada selera humor penulisnya yang di beberapa bagian berhasil
membuat kita tertawa sangat lebar bahkan guling-guling. (Menurut informasi yang
saya kumpulan, novel-novel penulis sebelumnya hampir semuanya bergenre komedi,
baru ini yang semi serius) Per Bab-nya juga ditulis singkat, padat dan tak
bertele-tele. Cocok untuk orang yang sedikit malas membaca yang panjang-panjang.
Tampilan dalam bukunya juga keren, tak membingungkan. Jelas mana yang merupakan
adegan dalam rekaman video mana yang nyata.
Pada beberapa halaman masih terdapat typo dan
kesalahan EYD. Tapi masih bisa dimaafkan, mungkin luput dari perhatian editor.
Yang menjadi fokus saya adalah ini bukan bacaan segala umur! Sekali lagi,
bukan! Meski beberapa kontennya berbicara tentang anak-anak. Tapi bukan untuk
anak-anak. Jika ada isi yang begini, masih bisakah kita kekeh mengatakan ini
bacaan untuk segala umur?
Rissa tidak
membiarkan Satya menyelesaikan kalimatnya. Dia membenamkan ciuman kepada
laki-laki di hadapannya. Merengkuhnya.
Kemudian,
mencengkram lengan kerasnya. Membelai badan bidangnya. Mendesah di telinganya.
Menatap ke dalam matanya. Dengan api yang menyala.
Atau,
Istrinya
memakai tanktop putih yang mulai basah oleh keringat. Satya melirik bulir-bulir
keringat yang jatuh di belahan dada sang istri. Mengundang sekali.
Untuk dibaca orang dewasa mungkin biasa. Tapi anak
SMP? Sebaiknya pada cover ada panduan bahwa ini bacaan untuk dewasa.
Jika itu kekurangan, saya pikir kekurangannya hanya
itu. Selebihnya buku ini sangat bagus sekali. Apalagi dibaca oleh para pria.
Selamat membaca, dan temukan banyak mutiara di
dalamnya. Bravo untuk penulis.
Medan, 20 November 2014
Medan, 20 November 2014
0 komentar:
Posting Komentar