Bapak sudah duduk di teras. Ia siap menyantap pisang goreng dan kopi buatan Ibu.
"Buuuuu... kemari dulu..!"
Ibu bergegas menemui Bapak di teras.
"Ada apa lagi sih Pak?"
"Temenin Bapak dong.."
"Ih si Bapak, banyak maunya deh. Minta pisang goreng sudah dibuatin, kopi juga sudah buatin, tadi minta mandi pake air panas sudah disiapkan.. sekarang juga minta ditemenin, Ibu lagi sibuk bersihin dapur loh Pak..!"
"Duuh.. kalo tanpa Ibu di samping kurang lengkap rasanya. Pisang goreng seenak apa pun jadi hambar, kopi senikmat apa pun jadi payau.."
"AH Bapak, sudah tua gak perlu gombal ah.. ah Ibu mau kembali ke dapur, jangan manja ah Pak!!"
Bapak merengkuh tangan Ibu yang sudah hendak berlalu ke dapur. Membuat Ibu menghentikan langkahnya.
"Duduk dulu lah Bu, Bapak ingin melihat senyummu, itu lihat.. sama indahnya dengan mentari yang hendak tenggelam.." Bapak menunjuk langit.
"Iiddiihhh.. gombalnya basiii..." akhirnya Ibu bersedia duduk juga.
"Tapi Ibu suka kan Bapak gomabalin.."
"Idiihh..." Ibu membuang muka ke halaman. Pancaran mentari jingga yang hendak pulang memantul di kaca jendela.
Bapak mencomot sepotong pisang goreng, lalu mengunyahnya dengan pelan. Bapak terbatuk. Tampaknya ia tersedak pisang goreng.
"Pelan pelan dong Pak..."
Batuk Bapak makin panjang. Ibu bergegas mengelus elus punggung Bapak. Bapak tetap batuk batuk tanpa henti. Ibu memukul punggung Bapak, berusaha mengeluarkan potongan pisang goreng yang mungkin saja tersangkut di leher Bapak. Muka Bapak memerah. Ibu panik.
"Ya Allah Pak.. kenapa ini..!!" pekik Ibu sambil terus menerus mengelus punggung Bapak. Bapak terlihat berusaha menarik nafas. Namun terlihat berat dan sulit. Wajah Bapak semakin merah padam. Bapak mengejang. Badannya menjadi kaku.
"Yaa Allah Paaakk!!" jerit Ibu. "Astagfirullahalaziimm!!"
Bapak kembali berusaha menarik nafasnya, lalu kemudian menghembuskannya panjang sekali. Ia menatap Ibu sesaat lalu kemudian menutup matanya rapat.
"Bapaaakkk!!!" Ibu menjerit histeris. Bapak tak lagi mau membuka matanya sekuat apa pun Ibu memanggil. Ternyata Bapak ingin ditemani dan dihantar Ibu, Bapak ingin dihantar Ibu pulang, kembali ke pangkuan Sang Pencipta.
Medan, 17 Mei 2013, 17.22 WIB
0 komentar:
Posting Komentar