SEBUAH ESSAY MEMBLEY
Penggunaan Bahasa Serapan di Kota Medan (Judulnya sok gaya,, padahal...)
Republik Indonesia telah menikmati kemerdekaannya sejak tanggal 17 Agustus 1945. Setelah sebelumnya Jepang dan Belanda sukses menginvasi negeri yang melimpah hasil alamnya ini. Belanda, sebagai negara yang menjajah dengan waktu terlama, sekitar tiga setengah abad, membawa pengaruh besar dalam segala lini kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia. Terutama dalam segi budaya dan bahasanya. Banyak kebudayaan Belanda yang secara alamiah tersadur menjadi budaya masyarakat lokal. Demikian pula bahasa, banyak bahasa belanda yang sudah diserap menjadi bahasa lokal yang bahkan hingga sekarang masih dipergunakan dalam percakapan sehari- hari, contohnya saja, sepur= Spoor= kereta api atau atrek= trekken= mundur, dan lain sebagainya. (Dan lain sebagainya dipaksa letak oleh penulis di sini karena beliau tidak tahu lagi apa kata kata serapan bahasa Belanda yang lainnya, maklum essay ini memang sengaja dibuat untuk menjadi essay yang dangkal agar para pembaca tidak tenggelam, bukan essay yang tajam agar pembaca tidak terluka, hehehe..pisss ^_^).
Namun, ada sesuatu hal yang menggelitik penulis untuk diangkat dalam tulisan ini. Bahasa Belanda kemudian diserap menjadi bahasa lokal rakyat Indonesia adalah bukan sebuah keganjilan, terang saja, tiga setengah abad itu bukan waktu yang sebentar untuk sebuah proses akulturasi budaya. Tapi bagaimana, jika Bahasa Inggris menjadi bahasa sumber, atas bahasa bahasa serapan yang banyak dipakai masyarakat Sumatera Utara umumnya dan Medan pada khususnya. Padahal seperti yang kita ketahui bersama dulunya orang Inggris cuma dibonceng saja sama tentara Belanda sebagai sekutu mereka hingga sampai di negeri kita tercinta ini. (Btw mereka pelukan mesra gak yaa, saat boncengan??).
Berikut ini beberapa contoh kata serapan dari Bahasa Inggris dan sekaligus aplikasi kata dalam kalimat, yang masih setia dipakai oleh orang orang yang berdomisili di Medan atau SUMUT:
1. Selo= santai------Slow= Lambat
Contoh kalimat>> Seloo laahh laeee>>> Santai lah bro..
2. Tere= coba------try= coba
Contoh kalimat>> Tere dulu baju itu>>> coba pakai dulu baju itu.
3. Repet=berbicara terus menerus-----repeat=mengulang
Contoh kalimat>> Merepet aja kau lah>>> Kamu kok ngomel terus??
4. tu (Bhs.batak)= ke------to= ke
Contoh kalimat>> lau tu dia ho lao>>> Hendak kemana kamu?
5. Ringso= deterjen---- Rinso= merek deterjen
Contoh kalimat>> Belikkan dulu mamak rinso= Anaknya pulang bawa So Klin tdak msalah.
(Maaf contoh nomor 5 abaikan saja, sungguh tidak relevan pada konteks, ini hanyalah sebuah perwujudan rasa trauma yang dialami penulis di zaman beliau menimba ilmu, karena sering mendapati guru atau dosen, suka memberi nilai tinggi dan menawan pada jawaban ujian yang panjang lebar dan tulisan rapi, tak peduli benar atau tidak.)
Penulis ingin sekali melakukan penelitian akan hal ini, namun karena secara latar belakang pendidikannya, penulis bukanlah orang yang mumpuni, biarlah ia menjadi rahasia kita berdua. (loh kok?? dialog yang tak sengaja terserap dari sinetron yang sambil ditonton penulis saat menulis essay ini). Tak peduli entah bagaimana bahasa itu dapat menjelma menjadi bahasa lokal, yang pasti bahasa bahasa tersebut tak dipungkiri sudah melekat erat pada rakyat Sumut, bahkan menjadi trademark yang khas. Tak pernah luntur dari dulu hingga sekarang. Tetap abadi dan menwangi, tidak seperti halnya bahasa gaul atau alay, yang akan memudar seiring berkembangnya zaman. Ciyyuus?? Miapah?
Apa pun itu selalu cintailah bahasa dan budayamu sendiri, dengan begitu kau akan mudah dikenali orang dan tampak berkharakter. Lagi pula siapa yang akan mencintai budaya kita? Jika bukan kita sendiri. Tidak mau kan kalau anda tiba tiba mendengar orang Malaysia berkata, "Sooorr kau??? Maeenn!!!!" di antara penonton yang berdesak desakan di Stadion Teladan saat Tim Sepak Bola Malaysia dan Tim Sepak Bola Indonesia bertanding?
Apa pun itu, itulah itu. Jadi kalau apa, jangan apa ya, nanti apa pulak semuanya. Kaco kali ah!!!
Haaa.. apa kau tengok tengokk??? *tikam. *mati*
(Satu lagi, hati hati dengan mata tajam dan pandangan nanarmu jika tiba di Medan dan sekitarnya, ini bisa berujung kematian atau bahkan cinta yang membara..)
Hehehe... SUMUT oh SUMUT.. MEdan oh Medan.. I lop ya foreva...
30 Mei 2013, 11.05 WIB
By Yunita Ramadayanti Saragi di Sudut Belantara Kota Medan.
Unknown /
Author & Editor
Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.
0 komentar:
Posting Komentar