Minggu, 09 Maret 2014

Adakah Hubungan Menjadi 'Psikopat' dan Pengalaman Masa Kecil yang 'bermasalah'?

Unknown



Berawal dari diskusi teman di FB tentang kasus pembunuhan Ade Sara. Banyak orang kemudian dengan serta merta mengatakan bahwa pelaku pembunuhan adalah seorang psikopat. Saya menjadi tertarik untuk mengetahui apa itu psikopat serta ciri-ciri psikopat. Lalu saya mencoba mencari pengertiannya dengan meng-googling  kata ‘psikopat’.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, psikopat  secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.

Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.

Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.

Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.

Psikopat memiliki dua puluh ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat karena diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan psikopat dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu menjadi jelek.

Lalu, apa yang menjadi ciri utama seorang psikopat? Coba perhatikan ini,
  1. Sering berbohong, fasih, dan dangkal.
  2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
  3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Kadang-kadang psikopat mengakui perbuatannya, namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
  4. Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.
  5. Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat.
  6. Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya.
  7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
  8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
  9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
  10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki tanggapan fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, ataupun gemetar. Pengidap psikopat tidak memiliki perasaan tersebut, karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.
  11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
  12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
  13. Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu memang benar.
  14. Mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. Biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali yang salah.
  15. Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi (perkiraannya jarang salah dan kebanyakan adalah benar atau benar semuanya).

Kemudian saya berlanjut dengan menilik dan membaca beberapa biografi psikopat-psikopat tersadis di dunia. Rata-rata mereka memiliki kesamaan, yakni trauma masa kecil, bisa jadi ketidak harmonisan keluarga, sering di-bully dan beberapa terjadi karena rasa kecewa yang berlebihan serta alasan lainnya. Mari kita baca beberapa profil para psikopat yang rata-rata berakhir dengan hukuman mati ini.

1.     Ted Bundy, lahir di Vermont, 24 November 1946 dari Ibu yang tidak menikah. Di masa kecilnya ia mengira kakek-neneknya adalah orang tuanya dan ibunya adalah kakaknya. Saat ibunya menikah dengan pria lain, ia memakai nama ayah tirinya. Dia tidak suka bergabung dengan keluarga lainnya dan suka menyendiri. Saat mengetahui asal usul diri yang sebenarnya dia kecewa. Meski begitu kehidupan di sekolahnya cemerlang, ia termasik siswa yang pintar dan berprestasi, atas kenyataan ini dan ditambah dengan ketampanannya ia bisa mendapatkan harga dirinya kembali.

Di masa kuliah ia bertemu dengan seorang gadis yang sangat dicintainya, Stephanie Brooks. Namun gadis itu mengecewakannya dan pergi begitu saja meninggalkannya.
Mulai saat itu Bundy mulai membunuh gadis-gadis yang rata-rata memiliki kesamaan fisik dengan Brooks. Dari korban Bundy semuanya memiliki kesamaan perilaku, kejahatan seks/diperkosa terlebih dahulu sebelum dibunuh, mayatnya dibuang di daerah pegunungan di Washington dan beberapa ada yang dimutilasi.

Bundy pernah mengatakan korbannya telah mencapai 40 orang, namun polisi meyakini bisa lebih dari jumlah itu. Bundy tidak pernah mengaku kalau ia bersalah. Namun segala bukti dan saksi korban yang selamat menunjukkan kalau ia bersalah. Dengan kepintaran yang dimilikinya beberapa kali ia melarikan diri dan beberapa kali ia naik banding dan menunda eksekusi matinya. Dari perjalanan panjang itu akhirnya ia dihukum mati di kursi listrik pada tanggal 24 Januari 1989.

2.    Richard Kuklinski
Warga Negara Amerika yang terbukti atas tiga kasus pembunuhan. Ia dikenal sebagai Iceman karena membunuh korbannya dengan cara dibekukan hingga korban menemui ajal.

Masa kecil Richard dipenuhi dengan kekerasan. Ayahnya sering memukulinya dengan keras jika ia membuat kesalahan. Demikian pula ibunya, ibunya tak segan memukulinya dengan gagang sapu untuk membuat Kuklinski jadi anak yang disiplin. Ibunya percaya dengan disiplin yang tinggi anaknya bisa diarahkan pada kehidupan yang lebih baik.

3.    Harrold Shipman
Dokter berkebangsaan Inggris ini telah membunuh lebih dari 250 orang wanita. Profesinya sebagai dokter mampu menutupi kejahatannya hingga bertahun-tahun, hingga seorang dokter curiga mengapa Shipman memiliki rekam jejak dengan begitu banyak pasien yang meninggal di tangannya dan hampir rata-rata laporan kematian yang ditandatangani Shipman adalah meninggal akibat sakit tua. Dan banyak dari pasien itu dianjurkan untu dikremasi oleh Shipman.

Ternyata Shipman memiliki trauma masa kecil, ia menyaksikan ibunya menderita kesakitan karena kanker paru-paru dan meninggal dengan mengenaskan menahan sakit di depan matanya. Hingga dia kemudia diketahui memperlakukan pasien-pasiennya sama seperti penderitaan ibunya saat meninggal dunia.

4.    Jefery Dahmer
Kebangsaan Amerika, telah membunuh 17 korban yang kesemuanya pria dewasa dan anak laki-laki. Ia memiliki orientasi seks kepada laki-laki. Korban dibunuh setelah diberi pil tidur dan melakukan pelecehan seksual sebelum korban tersadar, setelah korban sadar, ia akan mencekik korban hingga mati. Melalui pengetahuannya atas ilmu kimia dari ayahnya yang ahli kimia ia ‘melenyapkan’ korban dengan cara yang sadis, pertama ia akan memutilasi mayat korban menjadi potongan kecil-kecil, lalu merebusnya dengan larutan kimia dan pemutih, hingga dagingnya menjadi luruh dan tinggal tulang belulangnya saja. Tulang itu kemudian akan diberi zat kimia lagi dan kemudian ditumbuk menjadi halus dan dibuang ke tong sampah. Bagaimana untuk bagian kepala? Dia akan menyimpannya di kulkas selama beberapa hari, setelah itu ia akan merebus kepala itu dengan larutan kimia tertentu hingga meninggalkan tengkoraknya saja, tengkorak akan dicat dan menjadi pajangan kamarnya sebagi fantasi seksualnya, kemudian akan dihancurkan/ditumbuk setelah diberi zat kimia tertentu beberapa bulan kemudian. Untuk korban tertentu, ia akan menyimpan potongan dagingnya dikulkas, untuk kemudian dimakannya sedikit demi sedikit.

Dahmer kecil hidup dalam keluarga yang tidak harmonis, ayah-ibunya sering bertengkar di depannya, lalu ibunya sering berkeluh kesah terhadap segala tabiat ayahnya, kesusahan hidupnya pada Dahmer kecil, hal ini dilakukan ibunya karena haus akan perhatian. Dan itu membuat beban tersendiri pada Dahmer. Walau ia cukup pintar di sekolah, ia tidak populer dan sering di-bully. Sedari kecil ia memang suka memotong-motong tubuh hewan dan menyimpan bagian tubuhnya untuk koleksi dan kemudian di lain waktu akan digabungkan dengan anggota tubuh hewan lain. Saat ayahnya membersihkan tulangbelulang hewan di basement mereka, Dahmer mengatakan sangat suka dengan bunyi tulang yang hancur. Saat ia bertanya bagaimana cara memutihkan tulang, ayahnya menjawab dengan keyakinan bahwa anaknya telah mewarisi bakatnya dalam bidang kimia. Ternyata kepintarannya itu tak lebih hanya untuk melenyapkan korban-korban pembunuhannya.

5.    Elizabeth Bathory
Tak hanya didominasi oleh pria, banyak juga psikopat wanita, salah satunya adalah bangsawan asal Hungaria ini. Ia hidup pada akhir abad ke-17, diperkirakan telah membunuh lebih dari 650 orang gadis muda dalam kurun waktu antar 1590 hingga 1610.

Namun karena ia seorang bangsawan dan pasa masa itu sedang terjadi peperangan di Hungaria melawan Ottoman, maka kekejiannya sering dihubung-hubungkan dengan politik hingga membuatnya tidak pernah ditahan.

Walau hidup di tengah lingkungan bangsawan tak membuatnya berperilaku baik.

Well, masih ingat Very Idham Heriansyah alias Ryan Jombang? Banyak psikolog yang juga mengubungkan perilakunya itu disebabkan oleh perlakuan terhadap dirinya di masa kecil. Diketahui bahwa Ryan hidup dalam keluarga yang secara ekonomi lemah, pendidikan orang tua yang rendah, pernah menjadi korban sodomi dan salah memilih lingkungan pergaulan.

Wuah, dari pencarianku ini, aku berkesimpulan bahwa betapa berpengaruhnya kehidupan masa kecil atas pribadi atau bahkan tindakan seseorang di masa depannya. Banyak orang tua jaman sekarang yang kurang ilmu lantas mengabaikan hal ini dan menganggap anak belum tahu apa-apa, jadi orang dewasa bisa memperlakukan anak sesukanya, padahal dalam masa golden age (0-5 tahun) anak menyerap segala hal di sekelilingnya dan akan disimpan di alam bawah sadarnya dan akan membekalinya hingga dewasa serta mempengaruhi perilakunya.

Tapi, jangan tergesa-gesa menghakimi seseorang yang masa kecilnya tidak bahagia lantas setelah dewasa menjadi psikopat. Pada banyak kasus di dunia ini, seseorang mampu mengarahkan dirinya atau bahasa kerennya mengalami sublimasi menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bahkan mampu melejitkan dirinya menjadi seseorang yang gemilang.

Sebagai contoh baca juga kisah tentang seorang Master Psikologi Forensik Indonesia, Reza Indragiri Amriel di link ini: http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Reza-Indragiri-Amriel-Bangkit-dari-Titik-Trauma/ yang mengatakan bahwa beliau memilih jurusan psikologi forensik karena beliau merasa punya sisi gelap yang harus dicari-tahunya sendiri. Kebetulan ia pun dulunya berasal dari keluarga broken home.

Pada dasarnya menurut sumber yang pernah kubaca, setiap orang memiliki sisi gelap, seperti misalnya setiap orang mungkin pernah memiliki hasrat ingin membunuh orang lain, tapi bedanya dengan psikopat, orang itu tidak melakukan pembunuhan secara nyata akibat adanya counter dari dalam diri, bisa jadi itu karena adanya ilmu kepribadian yang pernah didapatnya dari keluarga atau keimanan serta ilmu agama yang mumpuni.

So, mulailah didik anak-anak kita dengan pendidikan karakter di atas segalanya, dan yang paling penting semua kita yang hidup di bumi ini berperan untuk menjadikan lingkungan kita menjadi lingkungan yang ramah anak. Sebab sepandai-pandainya keluarga atau orangtua melindungi anak, jika ia jatuh ke lingkungan yang salah, semua itu menjadi tidak berguna.



Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016. Template Designed By Templateism | Wp Themes