Pada malam
berbintang saru
Ia pinta aku
menyasau desaunya yang paling pilu
Ia mengempap sasi
dalam mulutnya
Sebabkan malam
pekat gulita
Ia menjajarkan aku
pada bait dalam puisinya yang kelompang
Memaksa aku menari
dalam kalbunya yang beku
Menghadirkan sesak menggabak
air mata
Hancur dilumat
hujan salju paling gemuruh
Sedetik ia
memelukku dalam hangat
Beratus detik
berdetak kemudian
Ia biarkan aku
menggigil
Bergumul dengan
gemeretak harapan
: Hei, aku
perempuan salju!
Mulutnya bergetar sendu
Masihkah aku boleh
mengharap api bergolak di dirinya?
0 komentar:
Posting Komentar