Selasa, 01 April 2014

Pertunjukan di Bukit

Unknown

Ibu, di mana kau?
Kulihat di dapur hanya ada sapu tangan merah jambu,
Saat fajar membelah cakrawala, kauusap wajahmu dalam pilu
Kau selipkan kaki jenjangmu ke dalam sepatu,
Lalu pada Tuan Kotak Susu, kau titipkan makan siangku.

Ayah, ke mana kau?
Tadi aku masih mendengar kau mendengkur
Namun di ruang tengah, kujumpai hanya cangkir kopimu, sendirian terpekur.
Maaf Ayah, aku habiskan sisa kopimu untuk kukumur
Lalu, pada Paman Teddy Bear, kau titipkan tawa riangmu

Di langit,
matahari sudah memanggang diri,
Tuan Kotak Susu sudah kosong,
Badannya kurus bolong.
Pun Paman Teddy enggan tersenyum lagi. Mana Ibu? Mana Ayah?

Jika tak ada,
aku akan bermain dengan si Bibi bangku
yang akan membuaiku hingga tertidur
Bermimpi tentang indah sebuah bukit
Beberapa anak dandelion terbang mengitariku ...
Dandelion-dendelion bernyanyi riang,
ditingkahi ilalang yang sibuk menari,
Om Mahoni seriosa
Riuh memenuhi udara ...

Ayah, Ibu, seandainya kalian di sini ...
Tentu harimu akan jauh lebih baik.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016. Template Designed By Templateism | Wp Themes