Ibu, di mana kau?
Kulihat di dapur
hanya ada sapu tangan merah jambu,
Saat fajar membelah
cakrawala, kauusap wajahmu dalam pilu
Kau selipkan kaki
jenjangmu ke dalam sepatu,
Lalu pada Tuan
Kotak Susu, kau titipkan makan siangku.
Ayah, ke mana kau?
Tadi aku masih
mendengar kau mendengkur
Namun di ruang
tengah, kujumpai hanya cangkir kopimu, sendirian terpekur.
Maaf Ayah, aku
habiskan sisa kopimu untuk kukumur
Lalu, pada Paman
Teddy Bear, kau titipkan tawa riangmu
Di langit,
matahari sudah
memanggang diri,
Tuan Kotak Susu
sudah kosong,
Badannya kurus
bolong.
Pun Paman Teddy
enggan tersenyum lagi. Mana Ibu? Mana Ayah?
Jika tak ada,
aku akan bermain
dengan si Bibi bangku
yang akan membuaiku
hingga tertidur
Bermimpi tentang
indah sebuah bukit
Beberapa anak
dandelion terbang mengitariku ...
Dandelion-dendelion
bernyanyi riang,
ditingkahi ilalang
yang sibuk menari,
Om Mahoni seriosa
Riuh memenuhi udara
...
Ayah, Ibu, seandainya
kalian di sini ...
Tentu harimu akan jauh
lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar