Selasa, 01 April 2014

Dia

Unknown

Kertas Hasil Robekan dari Lembar Buku Tulis Paling Tengah, sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa hingga perlu disimpan di sebaik-baiknya tempat menyimpan. Seperti misalnya di dalam dompet, dompetnya dimasukkan ke dalam tas, lalu tasnya selalu dibawa kemana-mana karena takut seseorang akan membongkarnya dan menemukan kertas itu sewaktu-waktu. Tentu tidak sampai seperti itu, kan, jika kertas itu tidak berisi sesuatu yang penting seperti ungkapan cinta dari seseorang? (Mimik wajah biasa saja). Sejurus kemudian, hmmm, APA?? CINTA??? (Mimik wajah orang ketelen karet gelang). Ya, kertas itu berisi ungkapan cinta dari seseorang, sehingga aku  merasa perlu menyimpannya di sebaik-baiknya tempat menyimpan itu.

Adapun kedatangan surat mistis ini (Apa? Mistis? Lupakan), bagaikan datangnya hujan deras di musim kemarau menahun. Saat aku merasa menjadi itik buruk rupa di seluruh civitas akademika Sekolah Menengah ini. Dan tepat di saat aku teronggok di sudut kelas berdiam diri, sementara teman-temanku yang lain memperbincangkan para pria yang menyukai dan ingin menjadikan mereka pacar.

Intinya, kehadiran surat ini meyakinkanku satu hal, bahwa aku bukanlah itik buruk rupa. Aku hanyalah mutiara di dasar laut yang belum ditemukan siapa pun. Dan pria si pemilik nama yang tertoreh di sudut kiri bawah surat ini dengan gambar hati terpanah kurang indah bertebaran di sekitarnya adalah nelayan kesasar yang tak sengaja menjaring cangkangku dari dasar laut.

Sesampainya di rumah, dengan semangat membara, aku membalas surat keramat itu. Sesuatu yang ingin aku lakukan sejak lama, tepatnya di saat teman sebangkuku punya pacar. Kurangkai kata-kata penerima cinta yang terinspirasi dari berbagai sumber, dari puisi di majalah hingga kata-kata di film Rhoma Irama. Kutuliskan di kertas terbaik yang kumiliki. Kertas bergambar Micky Mouse berwarna ungu menjadi saksi euphoria kemenangan di’tembak’ seorang pria. Besok, melalui seorang teman baikku, surat ini akan berpindah tangan pada pria itu.

Tanpa kuketahui bagaimana surat itu sampai, keesokan harinya, pria itu sudah menungguku di bawah pohon eucalyptus samping sekolah, tersenyum-senyum padaku. Seketika aku beku di siang bolong, sumpah! Aku sama sekali belum tahu, kegiatan apa saja yang dilakukan oleh orang-orang yang pacaran. Apakah mesti yel-yel dulu sebelum memulainya atau bagaimana? Namun, seolah dituntun aku menghampiri pria itu begitu saja. Ini dia saudara-saudara, perkenalkan, cinta pertamaku. (Suara drum roll). Tom Frederik Marpaung, wajahnya sama dengan pria batak kebanyakan, namun tidak berahang terlalu besar, beralis tebal, bermata tajam dan secara keseluruhan, dapat aku katakan, bahwa … (menelan ludah) dia tidaklah ganteng (tarik napas). Namun bolehlah, senyum manis dan mata tajamnya itu cukup membantuku bertahan dengannya selama dua tahun.

Jangan tanyakan apa yang kami lakukan selama dua tahun. Sungguh tidak menarik untuk diceritakan. Cuma berjumpa di beberapa malam minggu di rumah seorang teman, sisanya lirik-lirikan di sekolah. Sudah itu saja ceritaku. Apa? Gak seru? It’s your problem, not mine. J

NB: Nama pria disamarkan, siapa tahu beliau, si ahli kesasar itu, akan tersasar hingga ke sini, lalu saat mengetahui namanya dicatut, dia serta merta akan minta royalti, oh no, saya tidak mau ... ^_^

Medan, 9 Juli 2013

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016. Template Designed By Templateism | Wp Themes