Rabu, 02 April 2014

Tingkah Bodoh

Unknown

Kapan pertama kalinya kau sadar bahwa di dunia ini ada makhluk yang bernama cinta? Bukan, bukan cinta pada orang tua dan keluarga yang kumaksud. Itu cinta pada lawan jenis. Perasaan yang berguncang-guncang di jantungmu itu, loh. Padahal hanya saat kau melihat temannya lewat. Lalu seperti berdesir di dada padahal cuma melihat buku tugasnya bertumpuk di meja guru. Hingga memasang ekspresi bertemu hantu kala berpapasan dengannya di koridor sekolah. Pernah? Aku juga pernah, walau termasuk terlambat dibanding teman-temanku yang bahkan sudah pacaran sejak SD.

Waktu SMP, seragam biru putih jadi saksi bisu diriku berkenalan dengan sosok cinta nan misterius. Kau tahu? Cinta itu berbinar khusus di diri pria-pria berwajah ganteng saja. Cinta tak mau menampakkan diri pada pria yang dirasa kurang ganteng. Yeah, kau tahulah cinta akan bertransformasi seiring pertambahan usia.

Jadi di kelasku, ada pria ganteng, di mana dalam wajahnya sosok cinta memanggil-manggilku lirih. Hari-hariku diisi debar jantung berkecepatan super tinggi dan berakselarasi penuh, ingin segera menjemput cinta di dirinya. Aku berdoa semoga wali kelas mendudukkan aku sebangku dengannya. Namun, doaku tak didengar, aku selalu didudukkan dengan pria berwajah persegi yang di matanya tak ada cinta. Bahkan wali kelasku dengan teganya mendudukkan si pria idamanku di sudut belakang paling kanan dan aku di sudut depan paling kiri. Itu jauh sekali di ruangan berukuran 6x8 meter begini. Sial!!! Tapi aku selalu mengambil sisi positifnya saja, minimal kalau ditarik garis lurus antara aku dan dia, akan membelah kelas ini dalam garis diagonal. Mistis sekali cinta itu, ya? Mampu memaksamu jadi sok saling terhubung padahal sama sekali tidak.

Di suatu pagi yang cerah, bel masuk belum berbunyi. Pria yang padanya aku menumpukan getaran cintaku tiba-tiba menghampiriku. Ini tak pernah terjadi. Kami memang sekelas, tapi jarang berbicara atau bertegur sapa. Senyumnya terkembang, membuatku membeku, aku harus apa? Ya, lima detik kemudian aku baru membalas senyumannya.
Nad, sini deh, ada yang mau kubilang ni ....
Kau tahu seperti apa jantungku kala itu? Bergetar? Bukan! Jantungku itu kayang-kayang, salto-salto terus lompat indah ke dalam kantung kemih, sebab aku jadi ingin pipis.
“Ada apa?” Aku dan dia sedikit berpindah tempat ke sudut yang lumayan sunyi dari gegap gempita teman-teman yang lain.
“Ada yang suka sama kamu ....” Deg! Jangan-jangan dia, nih yang suka sama aku. Yipiii! Terima kasih dunia!
“Siapa?” tanyaku sedikit bergetar.

Unknown / Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar

Coprights @ 2016. Template Designed By Templateism | Wp Themes